by Sefryana Khairil
Ulasan :
Dari hasil googling, saya mendapat hasil kalau kematian anggota keluarga, terutama anak, menjadi penyebab nomor satu hubungan pasangan suami istri menjadi retak, bahkan bisa menyebabkan gangguan jiwa.
Novel karya Sefryana ini mengangkat konflik rumahtangga Zahra dan Krisna, setelah kematian anak semata wayang mereka, Daffa, akibat kecelakaan.
Konflik yang dibangun dalam novel sebenarnya klise, namun karena alur cerita teratur dan tidak melompat-lompat, membuat novel ini cukup menarik untuk dibaca. Sayangnya, seperti ingin mempertahankan keteraturannya, jalan cerita jadi terasa lambat, terutama pergumulan bathin Krisna, terhadap hubungan antara bapak dan ibunya yang terasa mengganjal.
apa yang dirasa, dicerna, dan diilhami, setelah membaca buku.
Wednesday, August 25, 2010
Rindu
Labels:
fiksi,
Gagasmedia,
novel Indonesia,
roman,
Sefryana Khairil
Sunday, August 15, 2010
First Love Forever Love
by Shu Yi
Ulasan :
Sewaktu membaca buku ini dan tiba di kalimat : Saat bersama dengannya, dia selalu bisa membuatku tertawa. Ketika jauh darinya, aku selalu teringat saat yang tidak menggembirakan. Hatiku sebentar tegang, sebentar santai, sebentar dingin, sebentar panas (hal.138), saya teringat lagu Nikka Costa : First Love.
Liriknya seperti ini ;
Everyone can see
There’s a change in me
They all say I’m not the same
Kid I use to be
Don’t go out and play
I just...moreSewaktu membaca buku ini dan tiba di kalimat : Saat bersama dengannya, dia selalu bisa membuatku tertawa. Ketika jauh darinya, aku selalu teringat saat yang tidak menggembirakan. Hatiku sebentar tegang, sebentar santai, sebentar dingin, sebentar panas (hal.138), saya teringat lagu Nikka Costa : First Love.
Liriknya seperti ini ;
Everyone can see
There’s a change in me
They all say I’m not the same
Kid I use to be
Don’t go out and play
I just dream all day
They don’t know what’s wrong with me
And I’m too shy to say
Lagu ini favorit buat yang pertama kali jatuh cinta.
Terlepas dari editingnya yang kurang rapi, novel ini lumayan menarik. Bagi penggemar cerita romantis dan yang percaya akan kekuatan cinta, kisah cinta Zhao Mei ini, akan membuat termenyeh-menyeh, terutama di bab-bab terakhir.
Liriknya seperti ini ;
Everyone can see
There’s a change in me
They all say I’m not the same
Kid I use to be
Don’t go out and play
I just...moreSewaktu membaca buku ini dan tiba di kalimat : Saat bersama dengannya, dia selalu bisa membuatku tertawa. Ketika jauh darinya, aku selalu teringat saat yang tidak menggembirakan. Hatiku sebentar tegang, sebentar santai, sebentar dingin, sebentar panas (hal.138), saya teringat lagu Nikka Costa : First Love.
Liriknya seperti ini ;
Everyone can see
There’s a change in me
They all say I’m not the same
Kid I use to be
Don’t go out and play
I just dream all day
They don’t know what’s wrong with me
And I’m too shy to say
Lagu ini favorit buat yang pertama kali jatuh cinta.
Terlepas dari editingnya yang kurang rapi, novel ini lumayan menarik. Bagi penggemar cerita romantis dan yang percaya akan kekuatan cinta, kisah cinta Zhao Mei ini, akan membuat termenyeh-menyeh, terutama di bab-bab terakhir.
Tuesday, August 10, 2010
The Help : Terlalu Sedikit, Terlalu Terlambat
Penulis : Kathryn Stockett
Penerjemah : Barokah Ruziati
Penyunting : Lulu Fitri Rahman
Korektor : Nani
Tata Letak : MAB
Cetakan Pertama : Mei 2010
Tebal : 545 halaman
Diterbitkan oleh Penerbit Matahati
“Mengucapkan terima kasih, saat kau bersungguh-sungguh, saat kau ingat apa yang dilakukan seseorang untukmu, itu sangat menyenangkan.”(halaman 316, Bab 19, Miss Skeeter)
Berlatar Kota Jackson, Mississippi, di tahun 60-an, novel ini mengangkat tema perbudakan, yang kala itu menjadi “trend” di kalangan masyarakat Amerika Serikat. Dalam perbudakan itu, tentu saja kaum budaknya adalah masyarakat berkulit hitam yang minoritas juga miskin, sementara tuannya adalah kulit putih yang memiliki tingkat ekonomi lebih tinggi.
Banyak buku yang bercerita tentang perbudakan. Namun The Help menawarkan cerita dan cita rasa penulisan yang berbeda. Dituturkan melalui sudut pandang tiga orang tokoh utamanya, yaitu Aibileen Clark, Minny Jackson, dan Skeeter Phelan, novel yang penerjamahan dan penyuntingannya apik ini, membawa pembaca lancar menikmati karya perdana Kathryn Stockett, wanita muda usia, yang pasca orangtuanya bercerai sangat bergantung kepada Demetrie, pengasuhnya.
Penerjemah : Barokah Ruziati
Penyunting : Lulu Fitri Rahman
Korektor : Nani
Tata Letak : MAB
Cetakan Pertama : Mei 2010
Tebal : 545 halaman
Diterbitkan oleh Penerbit Matahati
“Mengucapkan terima kasih, saat kau bersungguh-sungguh, saat kau ingat apa yang dilakukan seseorang untukmu, itu sangat menyenangkan.”(halaman 316, Bab 19, Miss Skeeter)
Berlatar Kota Jackson, Mississippi, di tahun 60-an, novel ini mengangkat tema perbudakan, yang kala itu menjadi “trend” di kalangan masyarakat Amerika Serikat. Dalam perbudakan itu, tentu saja kaum budaknya adalah masyarakat berkulit hitam yang minoritas juga miskin, sementara tuannya adalah kulit putih yang memiliki tingkat ekonomi lebih tinggi.
Banyak buku yang bercerita tentang perbudakan. Namun The Help menawarkan cerita dan cita rasa penulisan yang berbeda. Dituturkan melalui sudut pandang tiga orang tokoh utamanya, yaitu Aibileen Clark, Minny Jackson, dan Skeeter Phelan, novel yang penerjamahan dan penyuntingannya apik ini, membawa pembaca lancar menikmati karya perdana Kathryn Stockett, wanita muda usia, yang pasca orangtuanya bercerai sangat bergantung kepada Demetrie, pengasuhnya.
Labels:
Barokah Ruziati,
fiksi,
Kathryn Stockett,
novel terjemahan
Sunday, August 08, 2010
Si Cantik dari Notre Dame
Sinopsis :
Di tengah jalanan ramai kota Paris, seorang gadis cantik dituduh melakukan pembunuhan. Dia mengiba memohon ampun. Hanya seorang lelaki yang rela menolong: si bungkuk Quasimodo!
Di tengah kerumunan orang yang menyesaki lapangan Katedral Notre Dame, Esmeralda berdiri di antara dua algojo yang akan menggantungnya. Tiba-tiba, si bungkuk menghambur ke arah kedua antek itu dan menghajar mereka. Dia lalu merenggut si gadis gipsi dan melarikannya ke dalam gereja. Tak lama kemudian dia muncul di puncak menara gereja. Dengan mengusung gadis itu tinggi-tinggi, dia memamerkan simbol kemenangannya itu kepada seluruh penduduk Paris.
Subscribe to:
Posts (Atom)