Wednesday, July 20, 2005

Din Syamsuddin

Organisatoris Sejati Pemimpin Muhammadiyah

Pria karismatik berusia 44 tahun ini, baru saja terpilih sebagai Ketua Umum Muhammadiyah, organisasi massa Islam dengan anggota lebih dari 30 juta orang. Ia bertekad Muhammadiyah akan melanjutkan gerakan dakwah, gerakan budaya dan keagamaan, peradaban dan pencerahan.

Sirajuddin Syamsuddin, demikian nama lengkap Din. Lahir di Sumbawa Besar pada 31 Agustus 1958, dari keluarga muslim konservatif. Pada usia 14 tahun, ia masuk ke Pondok Pesantren Modern Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. Di pondok tersebut, ia banyak belajar tentang Islam.
Setelah dari Gontor, pria yang fasih berbahasa Inggris, Arab, Persia, dan sedikit Prancis ini, melanjutkan sekolahnya ke Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta. Di kampus IAIN ia belajar politik dan terpilih sebagai salah satu fungsionaris pemuda Muhammadiyah di universitas tersebut.

Pada 1986, ia mendapat beasiswa dari Fulbright, Amerika Serikat, dan belajar di University of California at Los Angeles (UCLA), hingga meraih gelar doktor. Sejak itulah ia makin intens terjun dalam dunia organisasi. Khusus untuk Muhammadiyah, Din Syamsuddin pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah periode 1989-1993. Setelah muktamar di Banda Aceh pada 1995, menjadi anggota Majelis Hikmah PP Muhammadiyah dan dalam periode kepengurusan Syafii Maarif, ia menjabat sebagai Wakil Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Ayah tiga orang anak ini juga aktif sebagai anggota Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Pusat dan Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat. Ia juga menjadi anggota Majelis Tinggi Dakwah Islam Internasional yang berada di Tripoli dan Presiden Konferesi Asia untuk Agama dan Perdamaian, yang berpusat di Tokyo. Baru-baru ini, Din yang pernah aktif di DPP Golkar, menjadi panelis di Konferensi Internasional tentang Kerjasama Antar-agama untuk Perdamaian yang berlangsung di markas besar Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat. Ia juga pernah menjabat sebagai Dirjen Binapenta, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI.

Sejak mengundurkan diri dari Partai Golkar, Din tidak terlibat dengan partai politik manapun. Dan ketika dipercaya sebagai Wakil Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah lima tahun lalu, suami Fira Beranata ini sudah mengabdi penuh kepada Muhammadiyah. Ayah tiga anak ini tidak lagi berkecimpung dalam politik praktis karena secara formal sudah mengundurkan diri dan tidak bergabung pada partai politik mana pun, serta tidak lagi mengabdikan diri sebagai birokrat negara.

Sebelum terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din sempat digoyang oleh upaya mendiskreditkan dirinya. Sehari sebelum muktamar dimulai, beredar buku kecil berjudul "Din Syamsudin, Sang Ambisius, Penghancur Muhammadiyah", bergambar foto Din dengan menggunakan topeng dan berisi lima topik yakni Din Syamsudin Sang Ambisius, Managemen Tukang Cukur, Tidak Memahami Tradisi Muhammadiyah, Menjerumuskan Muhammadiyah, dan Amal Usaha Dijadikan Agunan.

Harapan besar kini diletakkan di atas pundak pakar politik Islam ini. Din pun telah menyiapkan sejumlah langkah untuk membawa lembaga yang dipimpinnya agar terus berkembang. Muhammadiyah akan melakukan revitalisasi gerakan organisasi untuk bisa tampil menjadi organisasi agama, budaya, peradaban, dan pencerahan.

"Muhammadiyah juga akan menghindari berhubungan dengan partai politik (parpol) atau terlibat dalam politik praktis. Ini diberlakukan di seluruh level organisasi, mulai dari Anggota PP hingga bagian terbawah", jelas Din.

"Secara normatif, Muhammadiyah tidak ada hubungan dengan partai politik manapun. Bahkan, tidak ada yang merangkap jabatan dengan parpol. Jika terjadi rangkap jabatan, etikanya orang itu harus mundur dari jabatan. Demikian pula dengan pengurus wilayah muhammadiyah, tidak ada rangkap jabatan dengan parpol," tegas pria yang kerap berbaju koko ini.

Ditangan Din Syamsuddin, harapan 30 juta anggota Muhammadiyah bergantung, agar Muhammadiyah tetap berjalan sebagaimana diamanatkan KH Ahmad Dahlan, tokoh Muhammadiyah.(Idh)

No comments: