Thursday, January 28, 2010

Sang Penyantun Budiman : Daddy-Long-Legs


Judul Buku: Daddy Long-Legs
Penulis: Jean Webster
Penerjemah : Ferry Halim
Penyunting : Ida Wajdi
Pewajah Isi : Aniza Pujiati
Kategori: Novel – Fiksi – Klasik
Segmen: Remaja
Jumlah Halaman: 235
Cetakan Pertama : November 2009
ISBN: 978-979-1411-83-7
Penerbit: Atria (an imprint of Penerbit Serambi Ilmu Semesta)

...kualitas paling penting yang perlu dimiliki oleh seseorang adalah imajinasi. Imajinasi membuat orang mampu menempatkan diri mereka di tempat orang lain. Imajinasi membuat mereka menjadi orang yang baik dan bisa bersimpati serta penuh pengertian.(hal. 123)

Sinopsis :
Jerusha Abbott (dia lebih suka dipanggil Judy) sudah mencapai usia kedaluwarsa di Panti Asuhan John Grier. Artinya, dia tidak boleh tinggal di sana lagi. Untunglah salah seorang dewan pengawas Panti Asuhan John Grier menawarkan kesempatan untuk mengirim Judy Abbott ke perguruan tinggi.


Satu-satunya syarat yang diminta adalah gadis itu harus menulis surat pada dewan pengawas tersebut setiap
bulan. Si Tuan Budiman yang tidak mau diketahui jati dirinya itu cuma sempat dilihatnya dari jarak jauh, dan
dia memiliki tungkai kaki yang panjang -mirip laba-laba- sehingga Judy menyebutnya "Daddy-Long-Legs".
Hidup Judy di perguruan tinggi diramaikan oleh teman-teman, pelajaran, pesta, dan persahabatan dengan si
ganteng Jervis Pendleton yang kian bertumbuh. Dengan adanya begitu banyak hal yang terjadi dalam
hidupnya, Judy hampir tidak bisa berhenti menulis!

Ulasan :
Novel terjemahan ini menyandang nama besar, sebuah novel klasik yang melegenda. Di negara asalnya, Amerika, novel ini terbit pertama kali pada 1912 dan langsung mendapat sambutan hangat. Tak hanya itu, novel ini juga diadaptasi ke layar lebar dan panggung teater.

Membaca novel ini serasa membaca catatan harian dari tokoh utama cerita, Judy Abbott. Suka, duka, cerita lucu, dan berbagai peristiwa dalam kehidupan Judy, diceritakan melalui surat yang dikirimkannya kepada sang penyantun.

Buat yang tidak menyukai gaya bercerita di novel ini, mungkin terasa membosankan membacanya, karena bisa dikatakan ceritanya lumayan lambat.

Namun, dari novel ini, pembaca dapat belajar banyak hal. Tentang semangat untuk sukses, mimpi yang harus diraih, tentang mempergunakan kesempatan dengan sebaik-baiknya, atau pun tentang kemandirian. Sebab, meski mendapatkan biaya yang tak terhingga dari Daddy Long-Legsnya, Judy tidak ingin terus-terusan bergantung hidup pada uang yang diberikan sang penyantun. Dengan kepiawaiannya menulis, ia berhasil mendapatkan uang dari artikel-artikel yang dikirimkannya.
Hal menarik lainnya, novel ini banyak pernyataan (quote) yang menarik, yang layak direnungkan.

dimuat di : http://www.indosiar.com/teroka/84527/sang-penyantun-budiman--daddy-long-legs

Thursday, January 21, 2010

Jembatan yang Terbakar


Judul Buku: Ranger Apprentice #2 – The Burning Bridge
Penulis: John Flannagan
Penerjemah : Septina Y.P.
Penyunting : Nadya Andwiani
Proofreader : Bayu Ekawana
Tata Letak : MAB
Kategori: Novel – Fiksi – Epik Fantasi
Segmen: Remaja dan Anak
Jumlah Halaman: 356
Dimensi Buku: 12,5 x 19 cm
Cetakan Pertama : November 2009
ISBN: 978-602-8590-05-1
Penerbit: Matahati

John Flanagan, penulis asal Australia, menuliskan serial Ranger Apprentice untuk memotivasi putranya yang berumur 12 tahun agar suka membaca. Dan buku cerita yang cocok untuk seorang anak laki-laki adalah buku bertema keberanian, petualangan, fantasi, dan misteri.

The Burning Bridge atau Jembatan yang Terbakar, adalah buku kedua dari 10 buku serial Ranger Apprentice. Sebagaimana buku pertamanya, Reruntuhan Gorlan (The Ruins of Gorlan), tokoh utama di buku ini adalah Will, anak laki-laki yang menjadi murid dari sang ranger legendaris, Halt. Tokoh lainnya adalah Horace, teman sekaligus "musuh" masa kecil Will, Gilan, ranger muda yang juga ahli bertempur, dan untuk buku kedua "Jembatan yang Terbakar" ini, ada Evanlyn, gadis misterius yang nyaris menjadi korban penculikan Pasukan Wargal. Bersama-sama mereka menghadapi musuh utama para ranger dan Kerajaan Araluen, Morgarath, Penguasa Pegunungan Hujan dan Malam, serta pasukan makhluk anehnya, Wargal.

Terlepas dari motivasi John menulis buku ini, setidaknya hingga buku kedua ini (di Australia, karya John Flanagan sudah mencapai seri ke-9), serial Ranger Apprentice ini berhasil memikat pembacanya. Tak heran, serial ini mendapat penghargaan International Success of the Year Award (2007), New York Times Top 10 Children's Chapter Books (August 2006), Children's Book Councul of Australia Notable Book, 2007 KoALA Awards : Shortlisted.

Anak laki-laki harus berani, adalah pepatah yang sudah mendarah daging bagi seorang anak laki-laki, di jagat raya ini. Lewat buku ini, John menceritakan tentang proses keberanian seorang anak laki-laki berusia 15 tahun. Bagaimana keberanian dan kepercayaan diri Will nyaris hilang akibat meleset memanah wargal, yang akan menyerangnya dalam salah satu pertempuran mereka. Padahal, bagi seorang ranger, memanah adalah keahlian utama mereka. Will merasa terguncang, jika tak diselamatkan oleh Halt dan Tug, kuda kesayangannya, ia mungkin sudah terbunuh oleh wargal. Dan bagaimana keberanian diri itu kembali datang melalui kepercayaan yang diberikan oleh orang terdekatnya.

Ya, layaknya orang tua, Halt ingin keberanian dan kepercayaan diri Will kembali terangkat. Maka ketika Gilan, mantan muridnya dan juga seorang ranger datang meminta bantuannya untuk menggenapkan jumlah utusan dari Kerajaan Araluen, untuk menyampaikan pesan kepada Raja Swyddned dari Celtica, Halt pun menyodorkan Will sebagai salah seorang utusan. Ikut serta dalam perjalanan utusan itu, adalah Horace, murid Sekolah Tempur, yang juga teman sebaya Will.

Meski kecemasan dan keraguan sering menerpa, keberanian dan kepercayaan diri Will kembali terangkat, melalui tugas tersebut. Will menjalankan kepercayaan yang diberikan kepadanya dengan tanggungjawab yang besar, termasuk ketika mendapati bahwa ia harus menjadi pemimpin bagi Horace dan Evanlyn, karena mereka terpaksa ditinggalkan Gilan, yang harus kembali ke Kerajaan Araluen, untuk memberitahukan keadaan Celtica, yang tak berpenghuni karena penduduknya diculik oleh Pasukan Wargal.

Keberanian diri Will kembali diuji, ketika mereka menyelidiki keberadaan Pasukan Wargal yang menculik penduduk Celtica, ternyata untuk membangun sebuah jembatan, yang akan digunakan Morgarath untuk menyerang Kerajaan Araluen, dari segala penjuru.

Will, Horace, dan Evanlyn panik. Betapa tidak, Kerajaan telah menyusun sebuah rencana matang untuk menyerang Morgarath, setelah ditemukannya salinan rencana penyerangan Penguasa Pegunungan Hujan dan Malam itu. Meski tidak mudah, dengan semangat ranger muda dan ksatria Sekolah Tempur, mereka pun bertekad menyelamatkan Kerajaan dari rencana jahat Morgarath.

Catatan untuk pembaca yang tertarik membaca buku ini : meski tidak membaca seri pertama, Reruntuhan Gorlan, tidak akan kesulitan untuk memahami jalan cerita dan tokoh-tokoh yang ada di buku kedua ini. Mungkin, yang perlu sedikit dijelaskan kembali yakni, mengapa Morgarath sangat ingin menyerang Kerajaan Araluen, selain dendam kesumatnya terhadap Halt, yang memporakporandakan rencananya.

http://www.indosiar.com/teroka/84526/jembatan-yang-terbakar

Tuesday, January 12, 2010

Sepeda Onthel Kinanti


Penulis : Iwok Abqary
Ilustrasi sampul dan isi : Studio Air
Penyunting naskah : Doel Wahab dan Huda Wahid
Desain sampul dan isi : Iwan Y
Penerbit : DAR! Mizan
Novel Anak
Halaman : 144 halaman
Ukuran : 19,5 cm
Agustus 2008

Novel anak yang layak dibaca.

Sinopsis :
Sepeda merupakan benda kesayangan Kinanti. Bagi Kinanti, sepeda dapat mengantarkannya menggapai cita-cita menuju masa depan yang lebih baik. Bagaimana tidak, sepeda itu menemani perjalanan Kinanti menuju sekolah.

Sayangnya, Kinanti harus merelakan sepeda itu dijual. Kinanti marah dan kecewa. Tanpa sepeda itu, bagaimana dia berangkat sekolah ? Apakah dia harus putus sekolah ? Apakah Kinanti harus melupakan cita-cita dan masa depannya ?

Kinanti dihadapkan pada pilihan yang sulit. Kehilangan sepeda sama dengan melupakan sekolahnya. Tetapi, bagaimana kalau Kinanti masih tetap menginginkan keduanya ?

Ulasan :
Meraih mimpi, demikian tema cerita anak yang diangkat Iwok Abgary (penulis best seller Misteri Lemari Terkunci), meski mimpi tersebut bisa dikatakan sulit digapai, karena Kinanti hanya anak seorang pencari ikan.

Bisa jadi pembaca akan mensamakan sosok Kinanti, dengan sosok Lintang di novel fenomenal Laskar Pelangi, apalagi latar belakang cerita ini tentang dunia pendidikan, di daerah terpencil yang jauh dari dari segala sarana dan prasarana yang lengkap dan layak untuk sebuah sekolah. Namun, dengan kematangan Iwok Abqary sebagai penulis buku anak best seller, Sepeda Onthel Kinanti tidak terjebak dalam trend buku sejenis Laskar Pelangi.

Bukan hanya sekedar cerita anak, novel ini juga menyelipkan ilmu pengetahuan. Kali ini, Iwok membagi pengetahuan tentang penyu, hewan yang terancam punah, karena keegoisan manusia.

Terlepas dari kelemahan buku ini, yang banyak memakai kalimat bertingkat, novel yang sampul depannya sangat menarik ini, sangat layak dibaca oleh penikmat cerita anak, tanpa batas usia.(

Monday, January 11, 2010

The Girl Who Played with Fire


Penulis : Stieg Larsson
Penerjemah : Nurul Agustina
Penyunting : Nur Aini
Proofreader : Emi Kusmiati
Desain sampul : Tyo
Penerbit : Qanita
Cetakan : I, Desember 2009
Tebal: 904 halaman, 20,5 cm
Kategori : Fiksi/Novel Terjemahan/Kriminal/Misteri

Akar dari sebuah persamaan adalah sebuah bilangan yang jika dimasukkan ke dalam persamaan akan mengubah persamaan menjadi sebuah identitas. Akar tersebut dikatakan memenuhi persamaan. Memecahkan sebuah persamaan sama saja dengan mencari semua akar-akar persamaan tersebut. Sebuah persamaan yang selalu benar, untuk berapa pun nilai variabel yang ada di dalamnnya, disebut sebuah identitas.(Modus Terminator, 24.iii-8.iv)


Identitas. Ya, identitas Lisbeth Salander mulai terkuak di buku kedua Stieg Larsson, penulis Swedia, yang berjudul The Girl Who Played With Fire. Tapi jangan berharap identitas tersebut dikemukakan diawal-awal cerita, pembaca akan diajak dulu bermain-main dengan matematika, yang sangat diminati Salander, gadis introvert, yang membantu jurnalis investigasi, Mikael Blomkvist, dengan keahliannya sebagai hacker, pada buku pertama The Girl With The Dragon Tattoo.

Jika pada buku pertama, Salander dengan tatto naganya, hanya mendapat porsi sedikit, meski mengambil judul The Girl With The Dragon Tattoo, di buku kedua ini, Lisbeth Salander menjadi fokus cerita. Selain, tokoh-tokoh pendukung dalam cerita, yang tidak hanya sekedar tempelan, tetapi mendapat porsi cerita yang cukup penting, dan menjadikan cerita The Girl Who Played With Fire ini, menjadi satu kesatuan yang utuh.

Di buku kedua dari trilogi Millennium ini, Steig semakin piawai membetot perasaan pembaca untuk menuntaskan bab demi bab novel setebal 904 halaman ini. Seperti pada buku pertama, Steig tidak membiarkan pembacanya bertanya-tanya tentang sesuatu hal. Misalnya saja, tentang badan intelejen Swedia, yang disebut dengan Sapo, Steig memaparkannya dengan runtun dan jelas. Begitu pun, dengan kecanggihan-kecanggihan teknologi, yang sepertinya menjadi ciri khas novel karya Steig Larsson ini.

The Girl Who Played With Fire yang menjadi buku juara pilihan Goodreaders 2009 untuk kategori mistery thriller, bisa dikatakan novel yang ditulis dengan hasil riset yang matang, ketajaman dan kejelian dari seorang wartawan yang handal, profesi Steig sebelum menjadi penulis buku.

Jadi penasaran, apakah dalam buku ketiga nanti, Camilla Salander, yang turut menyemarakkan novel ini, mendapat porsi lebih banyak lagi, sehingga identitas Lisbeth Salander semakin jelas !

Sinopsis :
Dua orang jurnalis yang menyelidiki industri perdagangan wanita di Swedia ditemukan tewas. Mayat mereka ditemukan dengan lubang besar di kepala mereka. Bjurman, wali Lisbeth Salander, ditemukan terbunuh di apartemennya.

Sidik jari yang ditemukan di senjata pembunuh ketiga orang itu mengarah pada satu orang : Lisbeth Salander.

Sekali lagi Mikael Blomkvist, wartawan kriminal, dan Lisbeth Salander, si gadil bengal ahli hacking, bertemu dengan kasus yang mengancam hidup mereka. Hanya Blomkvist yang percaya Salander tidak bersalah. Sementara Salander harus bersembunyi, Blomkvist berupaya menemukan bukti-bukti yang bisa membersihkan nama rekannya.

Tak mereka sangka, penyelidikan membawa mereka terlibat dalam sebuah konspirasi besar yang melibatkan banyak pihak, termasuk badan intelejen Swedia. Bahkan, mereka menemukan rahasia kelama yang berhubungan dengan masa lalu Salander.

Kedua pasangan detektif itu harus mengungkap kebenaran sebelum orang-orang yang tak ingin rahasia itu terbongkar berhasil menemukan dan membungkam Salander...untuk selamanya.

Monday, January 04, 2010

Kesetiaan untuk Sang Bangau


Judul : Heaven’s Net Is Wide
Penulis : Lian Hearn
Penerjemah : Meithya Rose Prasetya
Penyunting : Lulu Fitri Rahman
Tata Letak : MAB
Penerbit : PT Matahati
Tebal : 786 halaman
Cetakan : November 2009
Kategori : Novel terjemahan/historical Epic

Berseting masa feodal Jepang, tentang keluarga ksatria seperti : Klan Otori (Negeri Tengah ; kota kastil : Hagi), Klan Seishuu (Persekutuan dari beberapa keluarga tua di Negeri Barat; kota kastil utama : Kumamoto dan Maruyama), Klan Tohan (Negeri Timur; kota kastil : Inuyama), Tribe, dan Hidden.

Tokoh utama dalam buku ini : Otori Shigeru (pewaris klan Otori), Matsuda Shingen (guru Otori Shigeru, mantan pendekar, kepala biara di Terayama), Akane (pelacur terkenal, putri seorang tukang batu), Mori Kiyoshige (sahabat Shigeru), Maruyama Naomi (pemimpin klan Maruyama), Arai Daiichi (pewaris klan Arai di Kumamoto), Iida Sadamu (pewaris klan Tohan, sekaligus musuh bebuyutan Otori Shigeru), Muto Shizuka ( Tribe, kekasih simpanan Arai), Muto Kenji (Ketua Keluarga Muto, sahabat Shigeru), dan Tomasu (Hidden).

Sinopsis :
Otori Shigeru, lahir dan dibesarkan dalam keluarga yang mengagungkan kesetiaan dan kehormatan. Shigeru menyaksikan sendiri bagaimana pengkhianatan bertanggung jawab atas kematian ribuan ksatria Otori dan penurunan posisinya sebagai pewaris klan.
Shigeru menemukan kekuatan dalam pelatihan yang diberikan gurunya, Matsuda Shingen, hubungannya dengan nama-nama misterius Tribe, berbagai pertempuran yang menguji kemampuannya, dan pertemuannya dengan Lady Maruyama, yang hidupnya juga telah dihancurkan oleh musuh besar Otori, Klan Tohan.

Ulasan :
Cinta, kesetiaan, kehormatan, perebutan kekuasaan, pengkhiatan, dan pembunuhan, merupakan hal yang selalu ada dalam kisah-kisah ksatria, seperti novel Heaven’s Net Is Wide ini.

Novel karya penulis wanita Lian Hearn, setebal 786 halaman, merupakan prekuel dari kisah Klan Otori lainnya, yang sudah lebih dulu sukses, seperti Across the Nightingale Floor, Grass for His Pillow, Brilliance of The Moon, dan The Harsh Cry of the Heron.

Dalam novel ini, pembaca dibawa menelusuri kisah kehidupan Otori Shigeru, sebelum menyelamatkan Takeo, pewaris klan Otori selanjutnya. Diceritakan pula bagaimana terjadinya hubungan antara Lady Maruyama dan Otori Shigeru. Wanita-wanita yang berperan dalam kehidupan Shigeru, terutama wanita yang menjadi penyelamatnya dari bencana.

Meski alur cerita terasa lamban di bab-bab pertama, karena fokus cerita lebih mengarah pada proses pendewasaan Shigeru dan pembelajaran yang diterima Shigeru dari Matsuda Shingen, namun pada bab pertengahan, kisah Shigeru mulai mendebarkan.

Dikisahkan bagaimana Shigeru kehilangan satu persatu orang yang dikasihi dan dicintainya, bagaimana Shigeru kehilangan hak warisnya, dan harus mengikhlaskan diri, Otori dipimpin paman-paman tirinya yang pengkhianat dan pengecut, serta keteguhan dan keyakinannya, akan mampu menghancurkan musuh utamanya, Iida Sadamu.

Hal yang disukai dari novel Heaven’s Net Is Wide ini, adalah penjelasan tentang klan-klan tokoh cerita dan anggota-anggota keluarga, sahabat, pendukung klan, serta wilayah-wilayah kekuasaannya, sehingga mempermudah pembaca mengikuti jalan cerita. Selain itu, terlepas dari penulisnya adalah seorang wanita, peran wanita dalam cerita ini cukup mendominasi, bukan hanya sebagai pelengkap cerita.

Saturday, January 02, 2010

The Girl With The Dragon Tattoo


Penulis : Stieg Larsson
Penerjemah : Nurul Agustina
Penyunting : Nur Aini
Proofreader : Emi Kusmiati
Penerbit : Qanita
Cetakan : I, Juli 2009
Tebal: 780 halaman
Kategori : Fiksi/Novel Terjemahan/Kriminal/Misteri

"Don't judge the book by the cover". Ungkapan yang bisa diarahkan untuk novel The Girl With The Dragon Tattoo ini. Ketika melihat sampul novel tersebut, terlintas dalam pikiran, novel ini akan bercerita tentang misteri seorang gadis yang mempunyai tato naga di tubuhnya. Novel misteri seperti novel-novel yang sudah terbit lebih dulu. Novel yang masuk dalam kategori tidak menarik untuk segera dibaca.

Namun "klaim" tersebut luntur saat membaca halaman demi halaman novel karya Stieg Larsson ini. Novel ini bercerita tentang seluk beluk investigasi jurnalisme. Tidak sekedar investigasi, tetapi juga misteri yang bertahun-tahun tidak berhasil dipecahkan bahkan oleh polisi sendiri.

Diceritakan Mikael “Kalle” Blomkvist, wartawan ekonomi investigasi, yang menghadapi gugatan hukum akibat tulisannya di Majalah Millenium yang didirikannya bersama Erika Berger. Tulisannya dianggap mencemarkan nama baik pengusaha Hans Erik Wennerstrom dan disinyalir merupakan berita bohong. Padahal, tulisan tersebut didapat Blomkvist dari sahabatnya semasa kuliah, namun ia tak mau menyebutkan sumbernya di pengadilan.

Bersamaan dengan itu, pengusaha Henrik Vanger, meminta bantuan Blomkvist untuk menyelidiki jejak keponakan tersayangnya, Harriet Vanger, yang menghilang tanpa jejak dari Pulau Hedeby di Hedestad, kediaman mereka, meski Henrik merasa, Harriet telah menjadi korban pembunuhan.

Dan mulailah Mikael Blomkvist menyelidiki tentang Harriet, yang ditutupi dengan status Blomkvist sebagai penulis biografi Henrik Vanger. Penyelidikan yang dilakukan Blomkvist mengantarkannya berkenalan dengan gadis urakan, Lisbet Salander, yang juga seorang hacker.

Novel ini pun mengalir dengan lancar dan runtun. Banyak pengetahuan yang bisa didapat dari buku ini. Misalnya saja tentang seluk beluk investigasi yang melibatkan teknologi canggih. Pengetahuan tentang anti rasial dan anti semit. Tak salah kalau novel ini mendapat penghargaan Glass Key Award tahun 2006. Dan penulisnya, yang meninggal dunia setelah ia mempublikasikan novel triloginya ini, mendapat anugerah International Author of the Year oleh ITV3 Crime Thriller Award tahun 2008.