Thursday, January 21, 2010

Jembatan yang Terbakar


Judul Buku: Ranger Apprentice #2 – The Burning Bridge
Penulis: John Flannagan
Penerjemah : Septina Y.P.
Penyunting : Nadya Andwiani
Proofreader : Bayu Ekawana
Tata Letak : MAB
Kategori: Novel – Fiksi – Epik Fantasi
Segmen: Remaja dan Anak
Jumlah Halaman: 356
Dimensi Buku: 12,5 x 19 cm
Cetakan Pertama : November 2009
ISBN: 978-602-8590-05-1
Penerbit: Matahati

John Flanagan, penulis asal Australia, menuliskan serial Ranger Apprentice untuk memotivasi putranya yang berumur 12 tahun agar suka membaca. Dan buku cerita yang cocok untuk seorang anak laki-laki adalah buku bertema keberanian, petualangan, fantasi, dan misteri.

The Burning Bridge atau Jembatan yang Terbakar, adalah buku kedua dari 10 buku serial Ranger Apprentice. Sebagaimana buku pertamanya, Reruntuhan Gorlan (The Ruins of Gorlan), tokoh utama di buku ini adalah Will, anak laki-laki yang menjadi murid dari sang ranger legendaris, Halt. Tokoh lainnya adalah Horace, teman sekaligus "musuh" masa kecil Will, Gilan, ranger muda yang juga ahli bertempur, dan untuk buku kedua "Jembatan yang Terbakar" ini, ada Evanlyn, gadis misterius yang nyaris menjadi korban penculikan Pasukan Wargal. Bersama-sama mereka menghadapi musuh utama para ranger dan Kerajaan Araluen, Morgarath, Penguasa Pegunungan Hujan dan Malam, serta pasukan makhluk anehnya, Wargal.

Terlepas dari motivasi John menulis buku ini, setidaknya hingga buku kedua ini (di Australia, karya John Flanagan sudah mencapai seri ke-9), serial Ranger Apprentice ini berhasil memikat pembacanya. Tak heran, serial ini mendapat penghargaan International Success of the Year Award (2007), New York Times Top 10 Children's Chapter Books (August 2006), Children's Book Councul of Australia Notable Book, 2007 KoALA Awards : Shortlisted.

Anak laki-laki harus berani, adalah pepatah yang sudah mendarah daging bagi seorang anak laki-laki, di jagat raya ini. Lewat buku ini, John menceritakan tentang proses keberanian seorang anak laki-laki berusia 15 tahun. Bagaimana keberanian dan kepercayaan diri Will nyaris hilang akibat meleset memanah wargal, yang akan menyerangnya dalam salah satu pertempuran mereka. Padahal, bagi seorang ranger, memanah adalah keahlian utama mereka. Will merasa terguncang, jika tak diselamatkan oleh Halt dan Tug, kuda kesayangannya, ia mungkin sudah terbunuh oleh wargal. Dan bagaimana keberanian diri itu kembali datang melalui kepercayaan yang diberikan oleh orang terdekatnya.

Ya, layaknya orang tua, Halt ingin keberanian dan kepercayaan diri Will kembali terangkat. Maka ketika Gilan, mantan muridnya dan juga seorang ranger datang meminta bantuannya untuk menggenapkan jumlah utusan dari Kerajaan Araluen, untuk menyampaikan pesan kepada Raja Swyddned dari Celtica, Halt pun menyodorkan Will sebagai salah seorang utusan. Ikut serta dalam perjalanan utusan itu, adalah Horace, murid Sekolah Tempur, yang juga teman sebaya Will.

Meski kecemasan dan keraguan sering menerpa, keberanian dan kepercayaan diri Will kembali terangkat, melalui tugas tersebut. Will menjalankan kepercayaan yang diberikan kepadanya dengan tanggungjawab yang besar, termasuk ketika mendapati bahwa ia harus menjadi pemimpin bagi Horace dan Evanlyn, karena mereka terpaksa ditinggalkan Gilan, yang harus kembali ke Kerajaan Araluen, untuk memberitahukan keadaan Celtica, yang tak berpenghuni karena penduduknya diculik oleh Pasukan Wargal.

Keberanian diri Will kembali diuji, ketika mereka menyelidiki keberadaan Pasukan Wargal yang menculik penduduk Celtica, ternyata untuk membangun sebuah jembatan, yang akan digunakan Morgarath untuk menyerang Kerajaan Araluen, dari segala penjuru.

Will, Horace, dan Evanlyn panik. Betapa tidak, Kerajaan telah menyusun sebuah rencana matang untuk menyerang Morgarath, setelah ditemukannya salinan rencana penyerangan Penguasa Pegunungan Hujan dan Malam itu. Meski tidak mudah, dengan semangat ranger muda dan ksatria Sekolah Tempur, mereka pun bertekad menyelamatkan Kerajaan dari rencana jahat Morgarath.

Catatan untuk pembaca yang tertarik membaca buku ini : meski tidak membaca seri pertama, Reruntuhan Gorlan, tidak akan kesulitan untuk memahami jalan cerita dan tokoh-tokoh yang ada di buku kedua ini. Mungkin, yang perlu sedikit dijelaskan kembali yakni, mengapa Morgarath sangat ingin menyerang Kerajaan Araluen, selain dendam kesumatnya terhadap Halt, yang memporakporandakan rencananya.

http://www.indosiar.com/teroka/84526/jembatan-yang-terbakar

No comments: