Tuesday, August 10, 2010

The Help : Terlalu Sedikit, Terlalu Terlambat

Penulis : Kathryn Stockett
Penerjemah : Barokah Ruziati
Penyunting : Lulu Fitri Rahman
Korektor : Nani
Tata Letak : MAB
Cetakan Pertama : Mei 2010
Tebal : 545 halaman
Diterbitkan oleh Penerbit Matahati

“Mengucapkan terima kasih, saat kau bersungguh-sungguh, saat kau ingat apa yang dilakukan seseorang untukmu, itu sangat menyenangkan.”(halaman 316, Bab 19, Miss Skeeter)

Berlatar Kota Jackson, Mississippi, di tahun 60-an, novel ini mengangkat tema perbudakan, yang kala itu menjadi “trend” di kalangan masyarakat Amerika Serikat. Dalam perbudakan itu, tentu saja kaum budaknya adalah masyarakat berkulit hitam yang minoritas juga miskin, sementara tuannya adalah kulit putih yang memiliki tingkat ekonomi lebih tinggi.

Banyak buku yang bercerita tentang perbudakan. Namun The Help menawarkan cerita dan cita rasa penulisan yang berbeda. Dituturkan melalui sudut pandang tiga orang tokoh utamanya, yaitu Aibileen Clark, Minny Jackson, dan Skeeter Phelan, novel yang penerjamahan dan penyuntingannya apik ini, membawa pembaca lancar menikmati karya perdana Kathryn Stockett, wanita muda usia, yang pasca orangtuanya bercerai sangat bergantung kepada Demetrie, pengasuhnya.

Kisah diawali lewat penuturan Aibileen, perempuan kulit hitam yang bekerja pada keluarga Leefolt. Aibileen yang hampir seluruh hidupnya didedikasikan untuk menjadi pembantu di keluarga kulit putih, mengasuh dan membesarkan anak-anak kulit putih. Aibileen bertutur tentang kebiasaan majikan perempuannya bermain brigde dengan teman-teman wanitanya, yang salah satunya adalah Miss Skeeter, yang menurut Aibileen sangat berbeda dengan orang kulit putih lainnya. Dari perbincangan antara majikan perempuannya dengan teman-temannya, Aibileen yang terpaksa “mencuri dengar” percakapan mereka, mendapat info-info tentang yang terjadi di kalangan kulit putih, terutama yang bersinggungan dengan kelompok kulit hitam.

Kisah Aibileen berlanjut dengan kisah Minny Jackson, meski mendapat cap “besar mulut”, namun setia kawan. Minny Jackson awalnya bekerja untuk keluarga Miss Hilly, teman dari Miss Skeeter dan majikan Aibileen. Masakan Minny terkenal enak, namun ternyata membuat masalah untuk dirinya, Aibileen, juga nyonya barunya, Miss Celia Foote, yang ternyata suaminya, Johny Foote adalah pria idaman Mis Hilly.

Sudut pandang ketiga, cerita dituturkan oleh Miss Skeeter. Seorang perempuan kulit putih, yang tinggi badannya yang seperti laki-laki, dan kadang membuat masalah bagi dirinya, yang juga bercita-cita menjadi penulis. Saat membaca bagian Miss Skeeter ini, seakan membaca sosok sang penulis Kathryn Stockett, yang juga mempunyai seorang mammy kulit hitam, dan pergi ke New York untuk meraih cita-citanya. Keberanian Skeeter berteman dengan kelompok nigra, ternyata membawa dampak pada pergaulan sosialnya, namun membawa keberuntungan bagi karier kepenulisannya.

Meski novel ini merupakan debutan Kathryn, namun kalimat-kalimat yang dituliskannya rapi dan ringkas. Kathryn tak lupa menyelipkan rasa humor sehingga emosi yang terkuras saat membaca bagian yang mengharu biru, akan terobati dengan kalimat-kalimat jenaka dalam buku tersebut. Kathryn juga detail menggambarkan sosok tokoh ceritanya sehingga pembaca dapat membayangkan bagaimana karakter Aibileen, Minny dan Miss Skeeter. Dan sebagaimana yang dikatakan Celia tentang majikan kulit putihnya, buku ini seperti ungkapan terima kasih Kathryn terhadap pengasuhnya, Demetrie.

Novel yang juga dibuatkan film layar lebarnya ini, memang menarik karena membicarakan “sesuatu” yang dulu sangat tabu dibahas di Amerika Serikat, namun nyata terjadi di negara yang kini menjadi Negara penjaga keamanan seluruh dunia itu.

Tak perlu berpanjang lebar, novel yang mendapat pujian dari USA Today, People Magazine, dan The New York Times ini, layak mendapat bintang 4 dan bacaan yang sayang untuk dilewatkan bagi para bookaholic.

No comments: